Senin, 11 April 2011

PATOFISIOLOGI STRES


PATOFISIOLOGI STRES
HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN
PENYAKIT-PENYAKIT FISIK

OLEH : S. EKO YUNIANTO
NIM : 0811020061



Seseorang yang mengalami stress, baik stress ringan, sedang maupun berat, akan merasa dirinya tidak nyaman. Jika seseorang tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah  yang baik, stress akan menjadi beban berat baginya. Bahkan sampai muncul perasaan cemas yang begitu mendalam. Cemas terhadap sesuatu, cemas menghadapi masa depan. Timbul ketakutan, perasaan takut yang luar biasa, takut akan dosa-dosa yang pernah dilakukan dan takut akan kematian.

Stres dapat menimbulkan gangguan pada lambung, terjadi peningkatan asam lambung ---- mual, muntah, nafsu makan menurun ---- daya tahan tubuh menurun, kuman pathogen mudah masuk kedalam tubuh, munculah penyakit-penyakit seperti typoid abdominalis, hepatitis dan sebagainya.

Sementara rasa ketakutan dan kecemasan masih berlangsung terus menerus. Kondisi seperti ini akan menimbulkan ketegangan. Ketegangan pada saraf-saraf, ketegangan pada organ-organ tubuh dan vaskularisasi. Menyebabkan meningkatnya detak jantung (tachicardia), berdebar-debar tanpa sebab yang jelas, berlanjut sampai terjadi aritmia. Jika hal ini berlangsung terus menerus, akan terjadi peningkatan tekanan darah dan peningkatan vaskularisasi jantung, timbul penyakit jantung dan hipertensi. Jika tidak ada penanganan segera, akan muncul penyakit-penyakit lain sebagai penyerta, seperti: gagal ginjal, DM dan sebagainya
.
Datangnya penyakit-penyakit tersebut, akan menimbulkan stress ulang untuk yang kedua kalinya. Stres ini akan memperberat penyakit yang dideritanya. .

Jika stres semakin menumpuk, terjadi gangguan psikologi. Apalagi yang akan terjadi?  Masih banyak kemungkinan muncul penyakit-penyakit yang tidak diharapkan.